Senin, 27 Februari 2017

Mengenal Olahraga American Football

Kurang lebih hampir sebulan berlalu sejak Super Bowl LI, di mana New England Patriots mencetak sejarah dengan mengalahkan Atlanta Falcons 34-28 dalam “the greatest comeback ever” game. Super Bowl adalah perhelatan final dari NFL (National Football League), salah satu dari 4 kompetisi olahraga terbesar di Amerika, selain bola basket (NBA), baseball (MLB), dan ice hockey (NHL). Super Bowl sendiri selalu menjadi final terbesar dan termegah, bahkan untuk ukuran dunia karena berbeda dengan 3 olahraga besar lainnya tersebut yang finalnya dilakukan beberapa pertandingan untuk menentukan pemenang (biasanya best of 7), Super Bowl hanya mempertandingkan “the only final” untuk menentukan pemenang antara tim yang bertanding.

Sejarah

American football sering kali diasosiasikan dengan rugby karena cara permainannya yang mirip dan mengandalkan “full body contact”. Hal ini wajar karena permainan American football memang dikembangkan dari rugby. Berbeda dengan rugby, tidak semua pemain American football diizinkan untuk berlari membawa bola, dan perbedaan utamanya ialah “forward pass”. Permainan rugby identik dengan umpan ke belakang, sedangkan American football berjalan dengan umpan ke arah depan dari tim yang menyerang.

Team

Sama seperti rugby dan “football” umum yang dikenal orang, American football dimainkan oleh 11 orang dengan posisi dan peran masing-masing. Dalam 1 tim American football terdapat 3 unit utama, yakni tim menyerang (offensive unit), tim bertahan (defensive unit), dan tim special (special team). Offensive unit bertugas saat tim dalam posisi menyerang, defensive unit bertugas saat tim dalam posisi bertahan, dan special team bertugas saat posisi kicking dan punting. Setiap orang dalam tim American football biasanya memiliki perannya sendiri dalam masing-masing unit, namun bisa juga terdapat beberapa peran yang merangkap (overlap) di unit berbeda. Contohnya, seorang running back (RB) di offensive unit dapat juga berpean sebagai kick/punt returner di special team.

Permainan

American football dilakukan dengan tim menyerang mendapatkan 4 kali kesempatan, disebut “downs” untuk memajukan bola sejauh 10 yard dari titik awal permainan dilakukan. Memajukan bola dapat dilakukan dengan membawa bola tersebut sambil berlari (running) atau melemparkan bola ke pemain yang bergerak maju (passing). Permainan diawali dengan “snap”, ketika pemain “center” di offensive line memberikan bola melalui celah kakinya kepada pengatur serangan, biasanya disebut quarter back (QB). QB berperan sebagai playmaker dalam permainan American football. Setiap bola dapat mencapai 10 yard atau lebih lewat kurang dari 3 downs, tim menyerang mendapatkan 1 set kesempatan yang terdiri dari 4 downs lagi untuk memajukan bola dan permainan kembali dimulai dengan snap, ini disebut “first down”. Bola dinyatakan mati ketika pemain yang membawa bola dijatuhkan, lemparan tidak tertangkap (incomplete pass), atau bola dibawa keluar lapangan. Apabila setelah 4 downs bola tidak bisa melewati 10 yard maka kesempatan menyerang diberikan pada tim bertahan. Dalam permainan umum, ketika dalam posisi 3rd down (kesempatan ketiga dalam 1 set first down) bola belum melewati batas 10 yard, tim menyerang memilih untuk melakukan “punt” yaitu menendang bola sejauh-jauhnya pada kesempatan keempat (4th down) agar tim bertahan memulai menyerang dari posisi sejauh-jauhnya dari end-zone mereka.

Permainan American Football dilakukan selama 60 menit terbagi menjadi 4 babak, masing-masing 15 menit. Setelah 2 babak, permainan dihentikan untuk istirahat paruh waktu (half-time). Di akhir masing-masing babak, tim menyerang dan bertahan bertukar posisi lapangan. Waktu pertandingan benar-benar dihitung berdasarkan berjalannya permainan, sehingga dalam American football tidak dikenal “injury time”, ketika bola tidak dimainkan, waktu pertandingan dihentikan. Apabila pertandingan berakhir seri dilakukan perpanjangan waktu selama 15 menit (overtime) dengan sistem sudden death, apabila skor tetap sama setelah waktu overtime berakhir, pertandingan diakhiri dengan seri.


Skor

Tim menyerang mendapatkan skor 6 ketika membawa bola atau menerima umpan melewati batasan garis terakhir di bagian belakang sisi lapangan tim bertahan yang dikenal dengan istilah “touchdown” atau skor 3 ketika bola ditendang melewati gawang yang ada di bagian belakang lapangan yang dikenal dengan istilah “field goal”. Ketika mencetak touchdown, tim menyerang diperbolehkan untuk mencetak “extra point” dengan memilih untuk menendang bola ke gawang dan memperoleh 1 poin tambahan atau mencetak touchdown kembali dan memperoleh 2 poin tambahan. Extra point berupa 1 kali kesempatan mencetak poin setelah touchdown. Sistem touchdown, field goal dan extra point dengan menendang bola ke gawang sama seperti rugby. Bedanya hanya ketika melalukan touchdown di American football, bola hanya perlu melewati garis tidak perlu menyentuh tanah seperti pada olahraga rugby, dan pada rugby tidak ada sistem “2-pt extra point”. Safety bernilai 2 poin bagi tim bertahan, ketika pembawa bola dari tim menyerang dijatuhkan di end-zone nya sendiri. Istilah safety bisa diasosiasikan dengan “gol bunuh diri” di olahraga sepakbola umum.

Sekian awal dari perkenalan dengan American Football.

Sumber utama: wikipedia

Dapat dibaca pula pada
http://www.kompasiana.com/andre_st77/mengenal-olahraga-american-football_58b4fbe1f87e613b056810a3

Senin, 21 Desember 2015

IBU

Ibu...

Ibu melahirkan
Ibu merawat
Ibu membelai
Ibu memberi
Ibu mengasihi
Ibu menyayangi
Ibu memperhatikan
Ibu mendengarkan
Ibu menerima
Ibu memaafkan
Ibu berkorban
Ibu menderita

Tak ada yang merawat seperti ibu
Tak ada yang membelai seperti ibu
Tak ada yang memberi seperti ibu
Tak ada yang mengasihi seperti ibu
Tak ada yang menyayangi seperti ibu
Tak ada yang memperhatikan seperti ibu
Tak ada yang mendengarkan seperti ibu
Tak ada yang menerima seperti ibu
Tak ada yang memaafkan seperti ibu
Tak ada yang berkorban seperti ibu
Tak ada yang menderita seperti ibu

Hanya Ibu yang terbaik

SELAMAT HARI IBU

Kamis, 16 April 2015

Rahajeng Nur Indah Oktoviani Pakpahan

Rahajeng Nur Indah Oktoviani Pakpahan, nama yang panjang bukan? Dia biasa dipanggil Ajeng atau Via, dan beberapa orang memnaggilnya Bojenk. Aku sendiri lebih senang memanggilnya Ajeng atau Via, Via terdengar lebih enak sih, tapi karena awalnya selalu memanggil Ajeng, saat ini belum terbiasa memanggilnya dengan panggilan Via, bahkan terkadang lebih suka memanggilnya nona manis atau sayang, hehe... Dia pacarku.

Bagaimana kami bertemu? That's a tricky question. Ayah dan ibunya rekan kerja ayahku di (dulu) PPPGT, atau terkadang lebih dikenal dengan TTUC di Cimahi, mungkin sekarang pun sudah berubah namanya. Tapi jika ditanya apakah aku mengenalnya sejak kecil, aku tidak ingat, mungkin pernah dikenalkan tapi aku lupa. Yang pasti aku mulai "mengenalnya" saat SMP, karena kami 1 sekolah di SMP St. Aloysius, Bandung. Mengenal mungkin juga bukan jawaban yang tepat, aku hanya tahu mukanya dan namanya tanpa benar-benar berteman dengannya, dia pun demikian terhadapku. Di SMA kami masih 1 sekolah di SMA St. Aloysius, Bandung, selama SMP dan SMA kami tidak pernah sekelas sama sekali, jadi yah kami hanya saling tahu saja. Begitu pula saat beranjak ke masa perkuliahan, kami 1 kampus di ITB walau berbeda fakultas dan jurusan. Bila bertemu kami hanya saling menyapa tanpa bercakap-cakap lebih lanjut. Sejak aku mengenal rasa suka terhadap lawan jenis, dia tidak pernah masuk radarku sama sekali, aneh bukan?

Mulai entah dari kapan, aku terkadang suka membalas kicauannya di twitter atau post-postnya di facebook, tanpa maksud apapun. Out of nowhere aku meminta nomor teleponnya, orang yang bahkan hanya aku tahu namanya dan mukanya, selama SMP-SMA-kuliah ngobrol pun tak pernah, weird? yeah... Tanpa rencana apapun sebelumnya, dalam perjalanan menuju Bandung dari Jakarta di travel Cititrans, saat bengong tak tahu harus apa aku kontak dia pertama kali, saat itu Rabu 14 Januari 2015. Ngobrol untuk pertama kalinya, entah kenapa rasanya kami sudah berteman dari lama. Sejak saat itu aku beberapa kali mengontak dia, walau tanpa maksud apapun, hanya mengobrol saja, rasanya cocok. Aku pun mengajaknya ketemuan untuk pertama kali, saat itu aku dan dia sama-sama pulang ke Bandung. Aku yang akan tes TOEFL mengajaknya minum kopi di salah satu roastery di Ciumbuleuit setelah aku selesai tes, saat itu Sabtu, 7 Februari 2015. Tapi nona manis yang satu ini entah bagaimana pergi bersama 2 teman dekatnya untuk sarapan di alkateri lalu main ke rumah salah satu temannya itu di Sumber Sari, dan saat kutanyakan dia di mana, dia bilang "gw di Sumber Sari", yang jaraknya ke Ciumbuleuit sangat jauh. Bingung dengan hal itu, aku tetap pergi ke roastery tersebut lalu meminum 2 gelas kopi sambil menunggu kabar darinya. Akhirnya tempat pertemuan diubah ke roastery yang lain, Noah's Barn di jalan Garuda karena dia dan 2 temannya itu pergi ke sana, aku menyanggupi. Sesampainya di sana, dia berbaju putih duduk di barisan belakang kafe bersama 2 temannya itu dan aku hampir tidak mengenalinya. Aku rasa diapun demikian, apalagi saat itu aku berkumis dan berjanggut lebat, berambut panjang dengan bando, mengingatnya membuatku tertawa... Aku sama sekali tidak berdandan, merapihkan diri karena kupikir hanya ketemuan biasa dan ngobrol-ngobrol santai ala warung kopi. Itu saat pertama kalinya aku berbincang dengannya berdua, mengenalnya untuk pertama kali. If there's fall in love in first sight, I could't say that happens for that moment. Setelah itu aku mengantarnya pulang, saat itu hujan lebat, dan aku ke rumahnya untuk pertama kali.

Setelah saat itu, kami tetap hanya berbincang-bincang seadanya, terkadang berbagi cerita mengenai kegiatan masing-masing kami, apa yang kami lakukan, kerjaan masing-masing, belum intense. Tapi akupun penasaran, kenapa kami bisa begitu cocok padahal baru saja saling mengenal, aku coba lagi mengajaknya nonton di hari Valentine, bukan di sengaja, memang hanya karena hari tersebut jatuh di hari Sabtu seminggu setelah kami bertemu di Bandung. Dia menghadiri acara gerejanya dulu di pagi hari, lalu menghampiriku yang menunggu di Kuningan City untuk menonton di situ. Bajunya dress terusan warna kuning, rambutnya dikuncir kuda, belum ada tanda-tanda khusus dari hatiku saat itu. Mengobrol lebih banyak, aku lebih mengenalnya saat itu, merasa lebih cocok dan klop, tapi hati belum berkata "ini yang aku cari", masih mempertimbangkan. Sejak saat itu, kami lebih sering mengobrol lewat WA, terkadang saling bertukar email, tapi belum bertemu lagi hingga dia kembali pulang ke Bandung. Sabtu, 7 Maret 2015, aku datang ke rumahnya menjemputnya untuk nonton di Ciwalk sambil membawa papercraft Olaf titipannya. I didn't know what she thought that day, but in my heart I think I just fall for her. I decided to pursue her, to see what she feel about me. It's awkward how someone heart fell that fast for a woman that she just knew for 2 months, right? But it's happened, to me. Minggu, 22 Maret 2015, saat mengantarkannya hingga stasiun rawa buntu aku memberikannya sebuah pembatas buku yang menyatakan perasaanku padanya, walaupun kata-katan sebenarnya hanya aku ucapkan lewat WA, dia tahu aku suka dia.

Hari Kamis berikutnya, saat aku dalam perjalanan pulang ke Bandung, di travel entah bagaimana aku membuatnya BT, kesel, marah. Dan hari berikutnya, dia memberitahukan ada cowok lain yang suka dengan dia, walau dia memberitahu cowok tersebut bahwa dia tidak menyukainya, tetap saja saat itu membuatku jatuh, berbagai pikiran negatif datang membuat hidup tidak tenang. Hal itu menyadarkanku bahwa, ya aku sudah jatuh cinta padanya, rasa cemburu menyadarkan itu. Dan hal itu juga yang menyadarkanku bahwa dia juga care terhadapku, membuatku membulatkan tekadku untuk menanyakan padanya apakah dia mau jadi pacarku. Menyembuhkan hati, pikiran, dan membawa niat, Kamis 9 April yang lalu aku untuk pertama kalinya datang ke kosannya di BSD. Dengan gugup, tidak semua yang kurencanakan di kepala bisa terealisasi, aku tanyakan padanya "would you be my girlfriend". Aku tak tahu apa yang ada di pikirannya saat itu, dia hanya menanyakan kapan aku mau dengar jawabannya. Aku bilang aku tak tahu, aku tidak mau memaksa dan menetapkan deadline, kapanpun dia punya keputusan aku siap. Sambil mengantarkanku ke angkot, sesaat sebelum aku naik ke angkot yang akan mengantarkanku ke stasiun rawa buntu, she said "the answer is yes". The happiest moment on my life like just happened.

Kami berdua orang yang punya kepribadian yang sangat bertolak belakang, dia ekstrovert, aku introvert, dia kolerik, aku plegmatis, dia perasa, aku selalu berpikir dengan otak, dan masih banyak lagi sifat kami berdua yang berbeda 1 dengan yang lain. Aku pun bingung bagaimana bisa dua orang yang sangat berbeda bisa cocok 1 sama lain. Tapi jika 2 orang yang memiliki kesamaan sifat akan terlihat seperti kedua tangan yang terlipat untuk berdoa, aku menganggap dua orang dengan sifat bertolak belakang saling melengkapi seperti kedua tangan yang terbuka ke arah berlawanan sehingga terlihat seperti kelopak bunga yang sedang mekar. Dan aku berharap kami berdua saling melengkapi seperti bunga mekar sehingga kami berdua berkembang penuh bersama. Mengapa baru sekarang? Aku tidak bisa menjawab hal itu, aku hanya percaya tidak ada yang namanya kebetulan, maybe it's part of God's plan. I just want to believe that God bless this broken road to led me to her, and I thanks Him for giving her for me. Sudah seminggu kami berpacaran, dan ini adalah kisah yang bisa kulukiskan tentang dia dari sudut pandangku. Dan, aku masih berharap masih banyak kisah yang boleh kami goreskan bersama, dan jika Tuhan mengijinkan hingga akhir hidupku aku boleh menuliskan kisah hidup bersamanya. Masih banyak rintangan menghadang di depan, tapi semoga kami bisa mengatasinya berdua.

Happy 1 week anniversary, Via! I love you!

Rabu, 04 Februari 2015

Iman dan Reward

" Alkisah ada seorang yang sangat kaya raya, istrinya meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Kelahiran anaknya prematur menyebabkan anak tersebut cacat dan wajahnya tidak memiliki bentuk yang sempurna. Sang orang kaya sangat terpukul dengan kematian istrinya sehingga dia tidak menikah lagi. Dia sangat menyayangi anaknya walaupun anak tersebut cacat dan tidak sempurna. Seiring pertumbuhan si anak, sang orang kaya tidak mampu merawatnya sendirian sehingga dia mempekerjakan seorang perawat untuk membantunya merawat si anak. Perawat itu mengasuh si anak dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri. Karena tubuhnya yang tidak sempurna umur si anak tidaklah lama, dia pun meninggal akibat komplikasi beberapa penyakit. Sang orang kaya sangat terpukul dengan kematian anak semata wayangnya, ia pun jatuh sakit. Tak lama setelah kematian anaknya, ia meninggal. Karena tidak memiliki ahli waris, semua harta sang orang kaya untuk sementara diambil alih pemerintah kota, isi rumahnya dilelang. Guci mahal, lukisan artistik, perhiasan, dan benda-benda bagus lainnya dengan cepat terjual. Saat di akhir lelang, hanya 1 benda yang tersisa dan tidak menarik perhatian siapapun, yaitu foto si anak. Foto itu menunjukkan kecacatan dan ketidaksempuranaan si anak sehingga siapapun yang hadir di tempat lelang tidak ada yang tertarik membelinya. Akhirnya panitia lelang menurunkan harga foto tersebut menjadi $1 saja. Perawat yang dulu mengasuh si anak hadir disitu dan membeli foto tersebut dengan harga $1. Sesampainya di rumah, dia membersihkan foto tersebut dan menemukan di dalamnya sebuah surat. Surat tersebut menyatakan siapapun yang memegang surat tersebut berhak akan semua harta sang orang kaya."

Kasih, cinta, dan iman kita untuk Tuhan sama seperti perawat terhadap si anak. Terkadang Tuhan tidaklah sempurna di mata kita, dia sering membuat kecewa, terkadang kita mengeluh kenapa keinginan kita tidak terkabul, doa-doa kita tidak didengar, Tuhan tidaklah sempurna di mata kita. Sama seperti si anak yang cacat, tidak sedap dipandang. Tapi yang tidak sempurna itu murah, seperti harga foto si anak yang hanya $1, Tuhan bahkan gratis, kita bisa datang kepadaNya kapan saja kita mau, gratis! Tidak dipungut biaya! Kita bisa curhat, meminta, memohon kepadaNya kapan saja, anytime, and He always be there, just for you. Dan sama seperti perawat yang memperoleh harta berlimpah hanya karena kasih sayangnya terhadap si anak, kita pun demikian. Hanya dengan kasih, cinta, dan iman kita pada Tuhan Yesus, yang terkadang kita anggap tidak sempurna itu kita pun mendapat harta berlimpah: KESELAMATAN!

Selamat merenung...

Minggu, 10 Agustus 2014

Jabatan

Apa itu jabatan? Apa gunanya jabatan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jabatan berarti pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau organisasi. Jabatan sendiri memiliki beberapa sub-bagian, antara lain fungsional dan struktural. Jabatan fungsional berarti jabatan yang ditinjau berdasarkan fungsi dari orang yang menjabat, tidak peduli terhadap posisi orang tersebut di suatu organisasi, contohnya seperti tenaga/tim ahli. Sedangkan jabatan struktural merupakan jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi (komunitas) secara formal sehingga tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak pejabat bersangkutan sudah diatur.

Saya mau sedikit membahas tentang jabatan struktural. Seperti yang disebut di atas, penjabat suatu jabatan struktural tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya sudah diatur. Biasanya jabatan struktural berupa hierarki kepemimpinan di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jabatan struktural yang lebih tinggi mengatasi orang-orang di bawahnya dengan jenis tanggung jawab dan tugas yang berbeda-beda, tergantung posisi orang tersebut dalam "pemerintahan". "Tugas" pejabat struktural identik dengan suatu "job description", dalam "job description" itu terpapar wewenang dari jabatan tersebut. Contohnya: seorang office boy memiliki tugas untuk membersihkan kantor saat pegawai kantor belum datang, melayani para pegawai kantor (membeli makan siang, membuatkan minuman, memfotokopi dokumen, dll), dalam hierarki kantor dia berada di jajaran paling bawah, dengan demikian office boy tidak memiliki wewenang (tidak berhak) untuk mengatur pegawai-pegawai kantor lainnya yang memiliki posisi/kedudukan struktural lebih tinggi darinya.

Bagaimana jika seorang pejabat struktural dilangkahi posisinya, tidak lagi dipercaya dalam tanggung jawabnya, dan seperti tidak dibutuhkan lagi dalam kepengurusan sebuah organisasi? Itu menandakan posisinya tidak lagi dibutuhkan, jabatan dalam fungsi sebuah organisasi tidak lagi diperlukan, dan dapat dianggap hilang. Tetapi, sesungguhnya tindakan demikian tidak etis dalam sebuah "pemerintahan" organisasi. Jika memang tidak diperlukan, mengapa sejak mulanya dibuat jabatan struktural tersebut? Jika akhirnya jabatannya dilangkahi, mengapa diperlukan adanya posisi/kedudukan itu? Hal demikian mencederai proses kepengurusan dan hierarki sebuah organisasi. Sebagai pejabat struktural yang dilangkahi posisi dan tanggung jawabnya, seseorang berhak untuk mengajukan keberatan, tetapi dalam posisi demikian apakah hak suaranya akan didengar oleh organisasi tersebut? Saya rasa tidak. Yang bisa dilakukan hanya mundur perlahan, menganggap bahwa posisinya dapat digantikan posisi orang lain dengan tanggung jawab yang sama sehingga keberlangsungan kerja organisasi dapat terus berjalan.

Ini yang terjadi dalam kepengurusan organisasi Dewan Pastoral Paroki (DPP) gereja saya. Saya salah seorang pejabat struktural sebagai Kepala Seksi (KaSie) Kepemudaan. Secara organisasi jabatan ini tumpang tindih dengan jabatan Ketua OMK, sehingga memang secara tanggung jawab dan "job description"nya susah dipisahkan tetapi KaSie Kepemudaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Ketua OMK dalam hierarki DPP. Pastor Paroki sebagai yang teratas dalam hierarki ternyata mengabaikan kedudukan hierarki ini dan melibatkan orang luar yang bahkan tidak termasuk dalam jajaran kepengurusan DPP dalam menangani urusan dan tanggung jawab KaSie Kepemudaan dan Ketua OMK. Kesalahan seperti ini terjadi berulang-ulang sehingga saya akhirnya malas untuk mengajukan nota keberatan. Rasa marah sedikit tersirat, muncul pertanyaan "kenapa dulu saya yang dipilih mengisi jabatan ini jika akhirnya orang lain yang diandalkan?". Yang saya lakukan saat ini hanya mundur perlahan, menghilang, menganggap bahwa tanggung jawab yang saya emban sudah ada orang lain yang melaksanakan. Tidak diperlukan lagi memang terasa menyakitkan tetapi lumayan mengurangi beban tanggung jawab yang harus saya pegang, untuk urusan ini saya lega.

Edisi curhat...

Rabu, 25 Desember 2013

UNDERESTIMATE

Menurut kamus Inggris-Indonesia 'underestimate' berarti 'meremehkan'. Meremehkan berarti memandang rendah/kecil orang lain, menganggap oarng lain tidak mampu untuk melakukan suatu hal tertentu. Seringkah Anda mendengar kata-kata seperti ini "Ini siapa sih yang bikin? Oh, (si A/kelompok A/organisasi A), pantes jelek...."

Saya mau sedikit spesifik di sini, sebelumnya saya mohon maaf bagi pihak-pihak yang mungkin tersinggung dengan tulisan saya. Pilihan yang ada di dalam kurung pada penjelasan saya di paragraf pertama, cobalah Anda ganti dengan 'kaum muda'. Banyak orang tua yang saya anggap meremehkan kemampuan kaum muda. Sekali lagi saya mencoba spesifik, kaum muda dan orang tua yang saya ambil sebagai contoh di sini adalah kaum muda di gereja, terutama di gereja saya.

Dalam pikiran banyak orang tua di gereja saya, segala sesuatu yang dikerjakan oleh kaum muda pasti salah/buruk di hadapan mereka. Maaf sekali lagi saya ucapkan bila ada pihak-pihak yang tersinggung, karena saya membuat kasus ini menjadi umum bagi semua orang tua.

Saya ingin menekankan lewat tulisan ini, organisasi kaum muda di mana pun berada, di gereja (OMK), di lingkungan (mudika), di RT/RW (karang taruna), apapun namanya adalah suatu organisasi yang bertujuan bagi pengembangan diri anak-anak muda dan sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak muda yang menjadi anggotanya. Jadi, jika kaum muda membuat suatu acara dukung mereka bukan hujat mereka. Tidak mungkin acara yang mereka susun akan berjalan seperti susunan acara dari event organizer (EO) terkemuka, mereka bukan profesional yang dibayar mahal untuk merencanakan suatu acara tertentu. Tujuan mereka hanya pelayanan, tolong sadari itu.

Bagi orang tua yang menghujat kerjaan mereka, tolong pikirkan lagi, mereka tentu tidak ingin para hadirin di acara mereka kecewa, tetapi mereka harus memuaskan ratusan orang tua, terbayangkah oleh kalian beban yang mereka tanggung? Pernahkah kalian berada di posisi mereka, apa yang kalian rasakan? Mereka berjalan sendirian tanpa bimbingan, mereka anak muda yang masih harus belajar, tapi kalian selalu menganggap rendah mereka. Jika ingin mereka lebih baik, jangan hujat mereka dengan kata-kata kalian yang menyakitkan, itu hanya menurunkan semangat mereka, BIMBING mereka ke arah yang lebih baik.

Pesan ini saya tujukan tidak hanya bagi orang tua di gereja saya, tapi juga bagi semua orang tua. Tugas kalian adalah membimbing yang muda, melakukan regenerasi, tolong pikirkan itu. Semua kaum muda adalah anak-anak kalian, bawa mereka ke jalan yang benar. Melepas kaum muda untuk melakukan segala sesuatu sendirian mungkin ada benarnya, sehingga mereka akhirnya terbentuk menjadi pribadi yang mandiri, tapi jangan rendahkan hasil kerja keras mereka. Jika ada hasil yang kurang memuaskan, kritik mereka dengan kata-kata yang membangun, bukan dengan hujatan.

Semoga pesan ini berkenan bagi setiap orang tua yang membacanya.

Sedikit renungan dari acara natalan gereja
25 Desember 2013

Kamis, 01 Agustus 2013

Dia

Dia, secercah harapan
Dia, anak malaikat pembawa kebahagiaan
Dia, bidadari
Dia, kelegaan, seperti orang haus yang mendapatkan sumber air
Dia, sumber tawa
Dia, mimpi indah
Dia, senyum ceria
Dia, dunia
Dia, surga
Dia, cinta
Dia, keajaiban
Dia, ANUGRAH

Dia itu kamu