Seorang lelaki mendatangi imam di pastoran. Dia ingin membuat lelucon, maka ia bertanya kepada pastor, “Bagaimana roti dan anggur bisa berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus?”
“Dirimu saja bisa mengubah makanan yang kamu telan menjadi daging dan darahmu, mengapa tidak mungkin Kristus melakukan hal yang sama?” pastor itu menjawab.
Orang tiu tidak menyerah. Ia bertanya lagi, “Tetapi, bagaimana Kristus dapat berada dalam hosti yang kecil?”
“Nyatanya, pemandangan yang amat luas di hadapanmu dapat masuk ke matamu yang kecil.”
Ia masih mendesak, “Bagaimana Kristus hadir dalam semua gereja pada waktu yang bersamaan?”
Pastor kemudian mengambil sebuah cermin. Ia menyuruhnya untuk becermin, lalu ia menjatuhkan cermin itu ke lantai. Pastor berkata kepadanya, “Hanya ada kamu dan kamu dapat menemukan wajahmu dalam kepingan-kepingan cermin ini pada waktu yang serentak sama.”
Senin, 18 Mei 2009
Sabtu, 16 Mei 2009
GA KOTOR, YA GA BELAJAR
“Seseorang menemukan kepompong dan membawanya pulang untuk diamati perkembangannya. Pada suatu hari tampaklah garis pecahan pada kepompong itu. Rupanya bakal kupu-kupu itu berusaha membebaskan diri.
Orang itu merasa kasihan, lalu mengambil gunting dan membuka kulit kepompong. Bakal kupu-kupu itupun dengan mudah bergerak keluar. Tubuhnya panjang dan gembur. Sayapnya pendek dan layu.
Orang itu mengharapkan, dalam beberapa jam kemudian sayap kupu-kupu itu akan membentang dengan indahnya .Kenyataannya tidak demikian. Kupu-kupu kecil itu hanya bisa bergerak berputar-putar dengan sayapnya yang kerdil”
Sama dengan seorang bayi yang belajar berjalan, ia tak akan pernah bisa berjalan dengan benar apabila ibunya selalu menuntunnya dari belakang. Terkadang si ibu harus melepasnya untuk mencoba berjalan sendiri, walau si bayi akan terjatuh, tetapi akhirnya si bayi akan bisa berjalan sendiri tanpa tuntunan sang bunda.
Bagaimana si bayi akhirnya dapat berjalan sendiri? Pengalaman yang mengajakannya untuk berjalan sendiri. Tentu kita sering mendengar pepatah seperti ini, “Pengalaman adalah guru terbaik”. Ya, pengalaman jatuh yang dialami si bayi mengajarkannya cara untuk tidak jatuh lagi, insting si bayi merekam kondisi yang akan menyebabkannya jatuh dan si bayi mencoba metode berjalan lain yang menyebabkannya tidak jatuh dan akhirnya bisa berjalan dengan baik.
Jatuh itu menyakitkan tapi itu yang memebuat kita bangkit dan belajar cara utuk tidak jatuh lagi. Sebua iklan produk Unilever berkata, “Kalo ga kotor, ya ga belajar”. Bagi sang pembuat iklan, kata-kata ini hanya bertujuan untuk menari konsumen, tapi apabila kata-kata ini dikaji maknanya secara lebih mendalam dapat dilihat bahwa pengalaman yang menyebabkan baju dan badan kotor itu bisa mengajarkan sesuatu yang berharga pada kita. Layaknya proses kehidupan, tak ada yang instan di dalamnya. Setiap orang harus belajar dan melalui suatu proses untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, sesuatu yang lebih bernilai pastinya. Tetapi, orang-orang jaman sekarang tidak menghargai proses pembelajaran itu, semuanya mencari keiinstanan. Padahal di dalam proses itulah biasanya kita menemukan hal-hal yang lebih berharga dan lebih bernilai daripada tujuan akhir kita.
Oleh karena itu, marilah kita gali lagi pengalaman-pengalaman hidup kita, baik yang pahit maupun yang menyenangkan, kita kenang kembali saat-saat kejatuhan kita, saat-saat di mana kita merasa depresi, sakit, dan saat-saat di mana kita merasa Tuhan menjauhi kita, saat cobaan demi cobaain menghampiri kita, saat-saat di mana kita merasa kita adalah orang paling sial di dunia. Dan mari kita belajar dari pengalaman-pengalaman itu, untuk kemudian kita bangkit, sembuh, dan kembali berjalan bersama Dia untuk mencapai segala tujuan hidup kita. Seperti kupu-kupu yang harus berjuang sendiri agar dapat terbang bebas di alam luas, begitu pulalah kita harus melalui proses hidup yang terkadang sulit dan terjal untuk mencapai tujuan hidup kita.
Orang itu merasa kasihan, lalu mengambil gunting dan membuka kulit kepompong. Bakal kupu-kupu itupun dengan mudah bergerak keluar. Tubuhnya panjang dan gembur. Sayapnya pendek dan layu.
Orang itu mengharapkan, dalam beberapa jam kemudian sayap kupu-kupu itu akan membentang dengan indahnya .Kenyataannya tidak demikian. Kupu-kupu kecil itu hanya bisa bergerak berputar-putar dengan sayapnya yang kerdil”
Sama dengan seorang bayi yang belajar berjalan, ia tak akan pernah bisa berjalan dengan benar apabila ibunya selalu menuntunnya dari belakang. Terkadang si ibu harus melepasnya untuk mencoba berjalan sendiri, walau si bayi akan terjatuh, tetapi akhirnya si bayi akan bisa berjalan sendiri tanpa tuntunan sang bunda.
Bagaimana si bayi akhirnya dapat berjalan sendiri? Pengalaman yang mengajakannya untuk berjalan sendiri. Tentu kita sering mendengar pepatah seperti ini, “Pengalaman adalah guru terbaik”. Ya, pengalaman jatuh yang dialami si bayi mengajarkannya cara untuk tidak jatuh lagi, insting si bayi merekam kondisi yang akan menyebabkannya jatuh dan si bayi mencoba metode berjalan lain yang menyebabkannya tidak jatuh dan akhirnya bisa berjalan dengan baik.
Jatuh itu menyakitkan tapi itu yang memebuat kita bangkit dan belajar cara utuk tidak jatuh lagi. Sebua iklan produk Unilever berkata, “Kalo ga kotor, ya ga belajar”. Bagi sang pembuat iklan, kata-kata ini hanya bertujuan untuk menari konsumen, tapi apabila kata-kata ini dikaji maknanya secara lebih mendalam dapat dilihat bahwa pengalaman yang menyebabkan baju dan badan kotor itu bisa mengajarkan sesuatu yang berharga pada kita. Layaknya proses kehidupan, tak ada yang instan di dalamnya. Setiap orang harus belajar dan melalui suatu proses untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, sesuatu yang lebih bernilai pastinya. Tetapi, orang-orang jaman sekarang tidak menghargai proses pembelajaran itu, semuanya mencari keiinstanan. Padahal di dalam proses itulah biasanya kita menemukan hal-hal yang lebih berharga dan lebih bernilai daripada tujuan akhir kita.
Oleh karena itu, marilah kita gali lagi pengalaman-pengalaman hidup kita, baik yang pahit maupun yang menyenangkan, kita kenang kembali saat-saat kejatuhan kita, saat-saat di mana kita merasa depresi, sakit, dan saat-saat di mana kita merasa Tuhan menjauhi kita, saat cobaan demi cobaain menghampiri kita, saat-saat di mana kita merasa kita adalah orang paling sial di dunia. Dan mari kita belajar dari pengalaman-pengalaman itu, untuk kemudian kita bangkit, sembuh, dan kembali berjalan bersama Dia untuk mencapai segala tujuan hidup kita. Seperti kupu-kupu yang harus berjuang sendiri agar dapat terbang bebas di alam luas, begitu pulalah kita harus melalui proses hidup yang terkadang sulit dan terjal untuk mencapai tujuan hidup kita.
Jumat, 08 Mei 2009
Emang Gw Peduli??
Aga2 ga adil klo org yg pernah bikin masalah ama gw 2 kali aja bs gw caci maki d blog, masa yg udh bikin masalah ama gw sejak sem 4 ga pernah gw bahas sedikitpun di sini. Now is the right time!
Si bodoh itu sering bilang dia udh nahan sabar dr dulu buat ngadepin kita2 ini, skrg gw tanya emang gw nahan sabar buat ngadepin lu? Tai lu! Klo gw ga sabar lu udh mati dr dulu, setan!
Si ngehe itu bilangnya dia profesional, profesional pantat babi? Mana ada keprofesionalan kaya gt? Mw profesional? Masuk HIMATEK trus ketuain salah satu acara klo hasilnya bgs br gw percaya, ngepet! Profesional tuh melaksanakan tugas sesuai proprsinya, sesuai jabatannya, tidak mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan, menilai secara objektif bukan subjektif, saat mengambil keputusan pake otak bukan perasaan. Ga pernah belajar jd profesional tp ngomongnya profesional. Pantat babi aja lebih profesional drpd lu (ya lebih profesional dlm ngeluarin tai....)
Lu pernah nanya k gw, "Apa gw ini sampah?" Gw bilang, "Lu hrs introspeksi diri, mungkin ada yg kurang dalam diri lu yg hrs lu perbaiki". Skrg lu minta pendapat gw, tp lu ndiri ga dengerin, gw tanya, "LU PERNAH NGACA GA?" Liat diri lu ndiri, lu udh lebih busuk dr sampah. Luka klo ga diobatin makin lama makin busuk n nyebar kmana2. nah kondisi lu skrg udh mirip ama busuk luka yg baunya minta ampun, tai babi jg kalah ama bau busuk lu. Ngaca jing! Introspeksi diri lu, jgn kira diri lu plg jago sdunia, di atas langit masih ada langit. Lu pikir diri lu paling pinter, paling ganteng (ampe tu cewe hrs jatuh k tgn lu), paling jago, paling hebat, hah? Ngaca! Lu ga lebih dr tai babi dpeternakan babi yg gede yg hrs dibersihin n dibuang tiap hari biar para babi tetep sehat, paling bagus diinjek2 para babi. Lu liat skrg knp org2 ngejauhin lu, tmen gw yg paling bau aja kalah ama bau jiwa lu! Gw bingung knp si dape bisa partneran ama lu, dia yg sial ato lu yg bruntung? (akhirnya sebut merek). Sadar knp lu ga punya tmen? Shar yg lu bilang ampas, tp nyatanya dia yg labtek 1nya dpt A, bukan lu, sadar siapa yg ampas? (sebut merek lg).
Skrg gw udh ga pduli ama yg namanya dalpro, lu mw apain jg gw ga peduli. Mending cepet mati sana, ga usah tunjukin lg muka lu yg jelek itu dpn gw. Peduli kucing pantat babi! Emang lu siapa? ga lebih dr sekedar kotoran pengganggu, serangga yg ga pantes diliat. IQ lu boleh lumayan, tp klo ESQ lu kaya setetes kencing sih, lu ga apa2nya. Tp mungkin jg IQ lu jg sama jebloknya. Gw sempet mikir otak lu sama kaya Claudio Ranieri (platih Juve saat ini), bego!
Oh ya, soal tugas dan presentasi dalpro yg kmaren. Lu bilang udh bikin soal seadil mungkin. Tp lu kliatannya ga mikir ya watu ngomong itu? Ato hanya sekedar excuse semata? Kenyataannya ga gt woi! Org tu klo ngomong hrs ada dasar kenyataannya, fakta bukan opini! Lu sih kliatannya bukan org, lebih rendah dr hewan sih, hahahaha.... Trus mana ada pengujinya tanpa sang dosen? Itu dibilang adil? Cara penilaian tiap2 org aja beda2, tp ya gpp lah itu ada yg untung ada yg rugi, gw ga peduli.
Skali lg gw udh ga peduli ama lu. Lu mw ngapain jg ga mw gw gubris lg, terserah lu! Tp klo ada apa2 dgn nilai dalpro gw, lu tai pertama yg gw serang. Tunggu aja! Dan GW GA MAIN2!!! Inget itu!
Si bodoh itu sering bilang dia udh nahan sabar dr dulu buat ngadepin kita2 ini, skrg gw tanya emang gw nahan sabar buat ngadepin lu? Tai lu! Klo gw ga sabar lu udh mati dr dulu, setan!
Si ngehe itu bilangnya dia profesional, profesional pantat babi? Mana ada keprofesionalan kaya gt? Mw profesional? Masuk HIMATEK trus ketuain salah satu acara klo hasilnya bgs br gw percaya, ngepet! Profesional tuh melaksanakan tugas sesuai proprsinya, sesuai jabatannya, tidak mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan, menilai secara objektif bukan subjektif, saat mengambil keputusan pake otak bukan perasaan. Ga pernah belajar jd profesional tp ngomongnya profesional. Pantat babi aja lebih profesional drpd lu (ya lebih profesional dlm ngeluarin tai....)
Lu pernah nanya k gw, "Apa gw ini sampah?" Gw bilang, "Lu hrs introspeksi diri, mungkin ada yg kurang dalam diri lu yg hrs lu perbaiki". Skrg lu minta pendapat gw, tp lu ndiri ga dengerin, gw tanya, "LU PERNAH NGACA GA?" Liat diri lu ndiri, lu udh lebih busuk dr sampah. Luka klo ga diobatin makin lama makin busuk n nyebar kmana2. nah kondisi lu skrg udh mirip ama busuk luka yg baunya minta ampun, tai babi jg kalah ama bau busuk lu. Ngaca jing! Introspeksi diri lu, jgn kira diri lu plg jago sdunia, di atas langit masih ada langit. Lu pikir diri lu paling pinter, paling ganteng (ampe tu cewe hrs jatuh k tgn lu), paling jago, paling hebat, hah? Ngaca! Lu ga lebih dr tai babi dpeternakan babi yg gede yg hrs dibersihin n dibuang tiap hari biar para babi tetep sehat, paling bagus diinjek2 para babi. Lu liat skrg knp org2 ngejauhin lu, tmen gw yg paling bau aja kalah ama bau jiwa lu! Gw bingung knp si dape bisa partneran ama lu, dia yg sial ato lu yg bruntung? (akhirnya sebut merek). Sadar knp lu ga punya tmen? Shar yg lu bilang ampas, tp nyatanya dia yg labtek 1nya dpt A, bukan lu, sadar siapa yg ampas? (sebut merek lg).
Skrg gw udh ga pduli ama yg namanya dalpro, lu mw apain jg gw ga peduli. Mending cepet mati sana, ga usah tunjukin lg muka lu yg jelek itu dpn gw. Peduli kucing pantat babi! Emang lu siapa? ga lebih dr sekedar kotoran pengganggu, serangga yg ga pantes diliat. IQ lu boleh lumayan, tp klo ESQ lu kaya setetes kencing sih, lu ga apa2nya. Tp mungkin jg IQ lu jg sama jebloknya. Gw sempet mikir otak lu sama kaya Claudio Ranieri (platih Juve saat ini), bego!
Oh ya, soal tugas dan presentasi dalpro yg kmaren. Lu bilang udh bikin soal seadil mungkin. Tp lu kliatannya ga mikir ya watu ngomong itu? Ato hanya sekedar excuse semata? Kenyataannya ga gt woi! Org tu klo ngomong hrs ada dasar kenyataannya, fakta bukan opini! Lu sih kliatannya bukan org, lebih rendah dr hewan sih, hahahaha.... Trus mana ada pengujinya tanpa sang dosen? Itu dibilang adil? Cara penilaian tiap2 org aja beda2, tp ya gpp lah itu ada yg untung ada yg rugi, gw ga peduli.
Skali lg gw udh ga peduli ama lu. Lu mw ngapain jg ga mw gw gubris lg, terserah lu! Tp klo ada apa2 dgn nilai dalpro gw, lu tai pertama yg gw serang. Tunggu aja! Dan GW GA MAIN2!!! Inget itu!
Langganan:
Postingan (Atom)